Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Sabtu, Februari 02, 2008

CINTA dan PERKAWINAN dari PLATO

Assalamu-alaikum bismillahirrahmanirrahim


Ijinkan saya mengutip sebuah e-mail dari milis dan juga saya temukan pada beberapa blog indo
BELAJAR CINTA DARI PLATO,, selamat menikmati,,
Kami tidak tahu asal usul "cerita" ini. kami hanya tertarik untuk menulisnya kembali disini karena cukup menggugah pemikiran dan perasaan. ;-)



Suatu hari, Plato bertanya pada gurunya,
“Apa itu cinta? Bagaimana saya menemukannya? “


Gurunya menjawab, “Ada ladang gandum yang luas di depan sana.
Berjalanlah kamu dan tanpa boleh mundur kembali, kemudian ambillah satu saja ranting. Jika kamu menemukan ranting yang kamu anggap paling menakjubkan, artinya kamu telah menemukan cinta” .


Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan tangan
kosong, tanpa membawa apapun.

Gurunya bertanya, “Mengapa kamu tidak membawa satupun ranting?”

Plato menjawab, “Aku hanya boleh membawa satu saja,dan saat berjalan
tidak boleh mundur kembali (berbalik)”.
Sebenarnya aku telah menemukan yang paling menakjubkan, tapi aku tak tahu apakah ada yang lebih menakjubkan lagi di depan sana, jadi tak kuambil ranting tersebut. Saat kumelanjutkan berjalan lebih jauh lagi, baru kusadari bahwa ranting-ranting yang kutemukan kemudian tak sebagus ranting yang tadi, jadi tak kuambil sebatangpun pada akhirnya”

Gurunya kemudian menjawab ” Jadi ya itulah cinta”


Di hari yang lain, Plato bertanya lagi pada gurunya,
“Apa itu perkawinan? Bagaimana saya bisa menemukannya? “

Gurunya pun menjawab
“Ada hutan yang subur didepan sana"... Berjalanlah tanpa boleh mundur kembali (menoleh) dan kamu hanya boleh menebang satu pohon saja. Dan tebanglah jika kamu menemukan pohon yang paling tinggi, karena artinya kamu telah menemukan apa itu perkawinan”

Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan
membawa pohon. Pohon tersebut bukanlah pohon yang segar/subur, dan
tidak juga terlalu tinggi. Pohon itu biasa-biasa saja.


Gurunya bertanya, “Mengapa kamu memotong pohon yang seperti itu?”


Plato pun menjawab, “sebab berdasarkan pengalamanku sebelumnya, setelah menjelajah hampir setengah hutan, ternyata aku kembali dengan tangan kosong. Jadi dikesempatan ini, aku lihat pohon ini, dan kurasa tidaklah buruk-buruk amat, jadi kuputuskan untuk menebangnya dan membawanya kesini. Aku tidak mau menghilangkan kesempatan untuk mendapatkannya. “

Gurunya pun kemudian menjawab, “Dan ya itulah perkawinan”


catatan :
gambar diatas adalah lukisan kanvas plato dan aristotle - karya Leonardo da-vinci

Read More......

Jumat, Februari 01, 2008

Elang itu adalah anda

Anda yang tengah mencicipi cita cita, harapan di tengah keputusasaan dan tekanan tekanan ada baiknya menyimak cerita berikut.

cerita ini saya dapatkan pada waktu sebelumnya -- yg tercantum pada sebuah buku yg saya beli beberapa tahun yang lalu (lupa judulnya) ...dan teringat kembali sewaktu asik blogwalking dan nemu" cerita ini .
sebelumnya 'credit' goes to ADI @ kramat5.blogspot.com yang telah mengingatkan saya lagi - kebetulan lagi 'blank' - belum ada ide menulis yang semangat.

ceritanya kurang lebih seperti ini :

Jenis unggas yg umurnya dapat mencapai 70 tahun adalah elang . Tetapi untuk mencapai umur sepanjang itu seekor elang harus membuat suatu keputusan yang sangat berat pada umurnya yang ke 40.
Ketika elang berumur 40 tahun, cakarnya mulai menua, paruhnya menjadi panjang dan membengkok hingga hampir menyentuh dadanya.
Sayapnya kemudian menjadi sangat berat karena bulunya telah tumbuh lebat dan tebal,sehingga menyulitkan sewaktu terbang. Pada saat itu, elang hanya mempunyai dua pilihan:
  • Mengambil suatu pilihan berubah atau mati
Pilihan nya cukup untuk membuat sang elang merasakan siksaan fisik yang perih
-- sebuah proses transformasi yang sangat menyakitkan --- proses transformasi yang panjang selama 150 hari.
Untuk melakukan transformasi itu, elang harus berusaha keras terbang keatas puncak gunung untuk kemudian membuat sarang ditepi jurang , berhenti dan tinggal disana selama proses transformasi berlangsung.

Pertama-tama, elang harus mematukkan paruhnya pada batu karang sampai paruh tersebut terlepas dari mulutnya, kemudian berdiam beberapa lama menunggu tumbuhnya paruh baru. Dengan paruh yang baru tumbuh itu, ia harus mencabut satu persatu cakar-cakarnya dan ketika cakar yang baru sudah tumbuh, ia akan mencabut bulu badannya satu demi satu.
Suatu proses yang panjang dan menyakitkan.
Lima bulan kemudian, bulu-bulu elang yang baru sudah tumbuh. Elang mulai dapatterbangkembali. Dengan paruh dan cakar baru, elang tersebut mulai menjalani 30
tahun kehidupan baru dengan penuh energi!

Dalam kehidupan sehari hari, kadang kita menemui saat dimana kita juga berhadapan dengan pilihan pilihan. yang akhirnya berujung dengan keputusan yang sangat berat untuk memulai sesuatu proses yang lain yang sedang menunggu.
atau lebih parah -- kita hampir tak punya daya untuk menetapkan pilihan hingga mengambil langkah setengah menyerah dengan mengatakan
"mungkin ini sudah takdir" .. atawa ..
" biarlah tuhan yang mengatur, kita manusia hanya berencana".. dan kalimat kepasrahan lain ..yang intinya mencerminkan bahwa kita tak punya "daya". padahal kalimat itu salah tempat :-)

Kita harus berani dan mau membuang semua kebiasaan lama yang mengikat,meskipun kebiasaan lama itu adalah sesuatu yang menyenangkan dan melenakan.
Kita harus rela untuk meninggalkan "habbit" lama kita agar kita dapat mulai terbang lagi menggapai tujuan yang lebih baik di masa depan.
Kita harus berani memulai harapan baru sebab harapan layaknya ruang diangkasa -- kemana mata anda diarahkan akan selalu ada pemandangan yangmenunggu untuk kita lihat
Hanya bila kita bersedia melepaskan beban lama (jika dihadapkan pada pilihan), membuka diri untuk belajar hal-hal yang baru, barulah kita dapat merasakan spirit kehidupan, hal mana lebih mudah untuk dikatakan daripada dilakukan
Kita semestinya lebih mengakrabkan diri dengan situasi perubahan daripada "status quo" dimana pikiran selalu mempunyai akar yang banyak terhadapnya. -- kemudian merasuk ke bawah sadar dan menjadikannya semakin dalam -- sehingga membentuk sebuah "comfort zone" -- zona nyaman yang sebenarnya melumpuhkan

Kita baru mempunyai kesempatan untuk mengembangkan kemampuan kita yang terpendam, mengasah keahlian baru dan menatap masa depan dengan penuh keyakinan.
Halangan terbesar untuk berubah terletak di dalam diri sendiri dan andalah sang penguasa atas diri anda. Jangan biarkan masa lalu menumpulkan asa dan melayukan semangat .

Anda adalah elang-elang itu.

Perubahan pasti terjadi.
Terserah anda menyadari atau tidak !
Keyakinan anda lah yang hidup bukan pikiran pikiran anda

mari kita renungkan kata kata indah berikut :

Saat menghadapi kesulitan, beberapa orang tumbuh sayap, sedang yang lain mencari tongkat penyangga. - Harold W. Ruoff

Read More......

Rabu, Januari 30, 2008

When 'life' pushes you Down

Difficult to put myself in words.

I'm a simple person from ordinary world.
Hari ini saya mendapat kiriman email berisi beberapa "enlight word" dari pravsworld.com
so, saya langsung ke TKP ..dan wow.. dihari yang melow seperti
ini rupanya ada kesesuaian (attraction) pada hal kecil sekalipun seperti ini

jika anda cukup bisa membaca beberapa frase kalimat gambar disamping ini memang cukup menginspirasi - menggugah - emphatic :-)

khususnya frase :
" a year from now - when you look back at today -- you'll se that the problem, you're so concerned with right now, Was another valuable lesson waiting to be learned"

mmm.. sungguh, orang si empunya site ini seperti punya pemikiran dengan atmosfer filosofis yg baik.
dan memang, jika kita lebih lanjut memikirkan kemanusiaan kita, tidak menutup kemungkinan seseorang akan sampai pada 'ungkapan' berbau filosofis seperti diatas.
Kesan kesan filosofis memang di perlukan guna meng'convert' kenyataan, memang tidak mudah! untung saja kita ada alat alat 'puitis berupa bahasa yg walaupun tidak pernah memadai, tetap menjadi alat satu-sat
unya yg bisa kita pakai sebagai gantungan jiwa manakala galau dengan kenyataan kenyataan.

sedikit menambahkan 'node' inspirasi ini, saya kembali teringat kalimat fisikawan Einstein yang boleh jadi mengebor ingatan purba kita sebagai mahluk persepsi.

"Reality is merely an illusion, albeit a very persistent one"

Kalau boleh saya terjemahkan secara bebas:

Realita bukanlah KENYATAAN, realita sesungguhnya adalah ilusi, hanya saja realita adalah ilusi yang “ngotot” or "kenyal" or "alot"(persisten).

perhatian saya tentang kalimat diatas adalah bukan melulu maknanya tetapi kronologis -- sampai Om, Einstein terinspirasi dengan pemikiran tersebut.
tentunya seorang yg bergelut dengan pengetahuan sub-atomik sekelas einstein bukanlah omong retorik filosofis belaka.
frase "REALITA BUKANLAH KENYATAAN" adalah semacam tikaman imajinasi bagi kita yg lojik dan retorik -- menurut hemat kami itu sangat "mengguncang".

hal ini belakangan memang di'kuatkan dengan berbagai macam penelusuran ilmiah tentang realitas yg sangat ilusi-is ini
(mungkin anda bisa menginspirasi diri dengan membaca tulisan Michael tallbot di sini tentang holographic Universe)

Penutup :

Humanity is going to need a substantially new way of thinking if it is to survive!" (Albert Einstein)

artikan sendiri J :
orangnya ini



-- einstein muda



-- Einstein tua :-)






Wallahu alam bi-showab

be inspired - re-charged lagi

Cy

Read More......

Selasa, Januari 29, 2008

Pingala is the path

Semalam (28 January'08) rekan kami wawan menanyakan arti pemilihan nama PINGALA,secara harafiah maupun filosofis
kebetulan, - sekaligus saya ingin menuliskan disini sebagai jawaban tertulis

Pingala - secara harafiah sebenarnya adalah sebuah padanan kata dari 'ida' -- istilah di dalam ilmu yoga untuk menyebut jalur jalur energi di dalam tubuh yg melewati tulang belakang -- sebuah tarikan keatas dan kebawah (ida - pingala) yang terangkum dalam sushuma atau tulang belakang itu sendiri secara keseluruhan.
Para praktisi yoga kuno maupun modern mengenal istilah ini, kesannya cukup imajiner bagi orang awam tetapi bagi kami itu sangat nyata dan riil.

Aspek filosofis dari kata ini bisa berarti banyak hal, tetapi kami coba membawa satu yang relevan bagi kami.
Pingala (tarikan kebawah) lebih pas kami artikan sebagai panggilan hati untuk bertindak.
merealisasikan ide ide yang selama ini "onani" dalam benak, pembicaran, maupun kenyaataan (tarikan keatas, Imajinasi).
Mengusahakan saluran energi kreatif yg hampir dipunyai oleh setiap orang.
Pingala atau tarikan kebawah juga mencerminkan sisi berlawanan (dualitas) dari sifat materi atau kehidupan.

Down to Earth juga mrp istilah yg hampir mirip kesannya dengan ini, atau lebih merupakan praktek daripada teori
atau (lagi) cerminan semangat dari kalimat Linus Torvalds -- sang penemu LINUX -- pada saat terjadi debat tentang system operasi komputer hasil 'buatannya' yaitu
-- talk is cheap, show me the code --

sebuah naluri semacam desakan untuk 'mencipta' -- berkarya atau apapun itu.

Demikian, "PINGALA" kami pilih secara intuitif

:-)

Read More......

Rencana Rencana didalam 'rencananya' (Episode -1 - bag,2)

Untuk kesekian kalinya kami bertemu, --
semenjak sore hati ini gelisah memikirkan banyak rencana dan masalah, terbetik sebuah lirik iwan fals, "keinginan adalah sumber penderitaan - rasanya mellow banget hari hari belakangan,
tetapi sangat meaningfull - mungkin akibat energi keinginan coba dipacu ke atas kepala,

Pembicaraan kemarin berlanjut, kali ini mengambil tempat di rumah seseorang yg kami anggap lebih tua - zainal a.k.a iin pagessa :-)
basa basi - mulai jam 7.30 malam berakhir 3.43 subuh, kali ini sungguh alot apa yg kami bicarakan-
segala strategi dan prioritas yang realistis, deadline kami bahas bersama tetapi, agaknya perasaan agar segera telibat dalam tindakan sangat terasa megisi atmosfer pembicaraan malam itu
kalau boleh saya notulensikan - pembicaraan kami terbagi dalam beberapa point acak
yaitu :
- menentukan cara ideal mendapatkan dana sebagai fondasi
- tekhnis pembuatan ruangan baca + dana terpakai (asumsi)
- sasaran tembak dana selanjutnya
- "model" management taman baca ( sepertinya didaulat ke "saya -- baiklah)
- Software database sebagai 'senjata' kami dalam meperoleh dana
- Lokasi pembangunan sarana fisik (pondok kalee..)

fantastis dan betul betul memakan energi sebab tipikal kami berempat adalah "eksekutor"baik dalam gaya bahasa maupun nafsu untuk bertindak karenanya dibuat repot sendiri oleh ide yg muncul secara sporadis sepanjang pembicaraan .
So I’m gonna have to write this one in Episode which consist some partial documentary

Read More......